Back

Imbal hasil Obligasi Pemerintah AS, Kontrak Berjangka S&P 500 sangat Menantikan Sinyal Inflasi

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik-turun setelah menghentikan tren naik tiga hari, Kontrak berjangka S&P 500 mencetak kenaikan tipis.
Omicron, Tiongkok dan geopolitik semuanya merupakan katalis aktif tetapi pasar memperhatikan kenaikan suku bunga The Fed.
Ekspektasi inflasi mereda menjelang IHK AS dan Indeks Sentimen Konsumen Michigan.

Pasar global menggambarkan kecemasan pra-data yang khas selama Jumat pagi ini karena para pedagang menunggu data utama AS di tengah berkembangnya sejumlah laporan atas tindakan The Fed yang hawkish.

Sementara yang menggambarkan sentimen, bunga obligasi 10-tahun AS tetap berada di sekitar 1,49% setelah berbalik dari puncak dua minggu pada hari sebelumnya. Yang juga menunjukkan pasar yang tenang adalah kenaikan intraday Kontrak berjangka S&P 500 sebesar 0,14, serta kinerja beragam dari saham-saham Asia-Pasifik.

Setelah menyaksikan penurunan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS, bank-bank global tampaknya menjadi lebih hawkish untuk pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) AS minggu depan. Di antara para 'elang' itu adalah bank-bank AS terkemuka termasuk Goldman Sachs, Citibank, JP Morgan dan Morgan Stanley. Yang juga mendukung kenaikan adalah perubahan terbaru pada The Fed Funds Futures yang menyarankan kenaikan suku bunga lebih cepat.

Sebaliknya, ekspektasi inflasi AS, yang diukur dengan tingkat inflasi impas 10-tahun menurut data St. Louis Federal Reserve (FRED), menghentikan pemulihan empat hari dari posisi terendah awal Oktober sementara turun ke 2,47% untuk hari Kamis, yang menantang para 'elang' The Fed.

Di tempat lain, sejumlah laporan seputar gagal bayar Evergrande dan Kaisa Tiongkok yang membayangi bergabung dengan ketegangan Tiongkok-Amerika akan menambah katalis risiko. Lebih lanjut, dukungan AS ke Ukraina dalam perelisihan dengan Rusia dan perundingan antara Washington-Israel untuk menyampaikan diplomasi Teheran juga membebani selera risiko.

Namun, meningkatnya harapan bahwa varian COVID Afrika Selatan, yang dijuluki sebagai Omicron itu, tidak separah varian sebelumnya dan suntikan penguat vaksin saat ini yang efektif terhadap virus tersebut membuat para investor tetap optimis.

Meskipun demikian, harga komoditas seperti emas, perak, dan minyak mentah pulih tetapi Indeks Dolar AS (DXY) tetap lesu akhir-akhir ini.

Mengingat jadwal rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS dan pembacaan awal Indeks Sentimen Konsumen Michigan masing-masing untuk bulan November dan Desember, pasar akan tetap diam menjelang rilis. Namun, kejutan negatif akan meningkatkan sentimen pasar dan ekuitas tetapi bukan greenback.

Baca: Pratinjau Indeks Harga Konsumen AS November: Inflasi Menjadi Isu Kontroversial yang Baru

Pembeli USD/JPY Tunggu Kenaikan dari Support Harian

USD/JPY datar di perdagangan pasar Tokyo di sekitar 113,40 dalam kisaran antara 113,33 dan 113,49 untuk sesi sejauh ini. Pasar berkonsolidasi dengan b
Devamını oku Previous

PM Jepang Kishida: Harus Mewaspadai Risiko Penurunan Ekonomi

"Pemerintah harus mewaspadai risiko penurunan ekonomi akibat kelangkaan chip dan kendala pasokan," kata Perdana Menteri Jepang Fumiko Ishida, Jumat.
Devamını oku Next